Nama : Alfi Maftuhah
Nim : 1605026029
Kelas/Jurusan : EIA 1/FEBI
Mapel : Bhs Indonesia
Dosen Pengampu : Eva Ardiana
Dia..
Masa Laluku😔
"Tak ada yang tersisa lagi untukku, selain kenangan-kenangan indah bersamamu. Mata indah yang dengannya aku biasa melihat keindahan cinta. Mata indah yang dulu adalah milikku. Kini semuanya terasa jauh meninggalkanku."😭
Entah. Sudah berapa kali sosok tampan itu hadir dalam mimpiku. Terlalu banyak. Bahkan sampai aku lupa menghitungnya. Yah.. Dia adalah sosok di masa lalu yang pernah aku kagumi dan juga pernah hadir mewarnai hari-hariku. Lelaki tampan bertubuh tinggi, gagah, berotot lumayan besar. Dia memiliki kulit kuning langsat. Di tambah wajahnya yang oriental dengan lesung pipit di kedua pipinya, giginya gingsul, matanya yang bulat, serta alisnya yang tebal membuat wajahnya terlihat semakin manis ketika ia tersenyum. Aku begitu terpesona saat pertama kali melihatnya. Yah.. Lelaki itu sukses mencuri perhatianku.
Namanya Khoirun Katsirin. Aku biasa memanggilnya ka’Choi. Dia lahir sekitar 21 tahun yang lalu di Semarang, 8 Desember 1994. Ka’Choi anak ke 3 dari 5 bersaudara. Dia anak yang pandai. Terbukti, ketika ia masih sekolah dasar ia sering mendapat juara di kelasnya. Ia juga pernah menjuarai lomba menulis puisi di sekolahnya. Awal yang bagus memang. Banyak prestasi yang ia dapat ketika ia masih sekolah dasar. Menurutku itu sangat fantastis untuk seorang anak laki-laki. Mengingat kebanyakan anak lelaki selalu bermalas-malasan ketika belajar. Namun ka’Choi sangat rajin belajar.
Menginjak SMP, kehidupan yang awalnya penuh canda tawa berubah menjadi tangis diantara mereka. Musibah itu datang. Ayah ka’Choi mengalami sakit secara tiba-tiba. Ketika bekerja, ayah ka’Choi mengalami cidera ringan di kakinya. Karena hanya luka ringan, ayah ka’Choi hanya menganggap remeh sakit tersebut. Namun lama-kelamaan luka itu semakin melebar dan bernanah. Kaki ayah ka’Choi bengkak. Sehingga menjadikan kakinya sulit untuk di gunakan berjalan. Terpaksa ayah ka’Choi berhenti bekerja. Dan akhirnya ibu ka’Choilah yang menggantikan ayah untuk bekerja. Luka itu semakin lama semakin parah. Ayah ka’Choi sangat tersiksa dengan sakit yang di deritanya. Ia sudah tak bisa berjalan. Akhirnya ia di bawa ke rumah sakit untuk memeriksakan kakinya. Karena luka yang cukup parah, dokter menyarankan ayah ka’Choi untuk rawat inap.
Seminggu kemudian, ketika ayah dan ibu ka’Choi menonton televisi, disitu tersiar kabar kematian Mbah Surip. Ayah ka’Choi mengatakan betapa kasiannya Mbah surip yang sedang naik daun itu, tiba-tiba meninggal dunia. Ibu ka’Choi hanya menimpali dengan kata-kata biasa tanpa firasat apapun. Beberapa hari kemudian ayah ka’Choi tutup usia. Ia meninggal dunia di usianya yang terbilang masih muda. Semua keluarga tak ada yang pernah menyangka. Maklum saja, ayah ka’Choi hanya mengalami sakit di kakinya saja. Namun tiba-tiba meninggal dunia. Usut punya usut, ada seseorang yang tidak suka dengan keluarga ka’Choi yang berusaha mencelakai ayah ka’Choi. Jadi, kematian ayah ka’Choi itu tak wajar, semacam di santet orang. Tapi saya juga kurang tau juga. Wallahu ‘alam.
Semenjak kepergian ayah ka’Choi, kehidupan dalam keluarga ka’Choi semakin buruk. Terutama dalam hal perekonomian. Dulu semua biaya kehidupan sehari-hari menjadi tangguan kepala keluarga, namun kini semua menjadi tanggungan ibu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Tak terasa ka’Choi sudah kelas 3 SMP dan sebentar lagi akan mengikuti Ujian Nasional. Dengan semangat 45 ka’Choi belajar untuk menghadapi ujian nasional. Dan Alhamdulillah ka’Choi mendapat nilai terbaik di sekolahnya. Ibu ka’Choi sangat bangga atas prestasi anaknya. Banyak dari pihak sekolah favorit yang menawarkan beasiswa kepada ka’Choi.
Karena di rasa kebutuhan dan pengeluaran semakin banyak, akhirnya ka’Choi tidak melanjutkan pendidikannya dan memutuskan untuk ikut membantu pakdhe nya bekerja di tokonya di daerah Jakarta Pusat. Memang sangat di sayangkan anak sepintar ka’Choi tidak melanjutkan pendidikannya. Tapi apa mau di kata. Ka’Choi lebih mementingkan adik dan kakaknya untuk melanjutkan sekolahnya. Walau dalam hati terasa sedih, namun ini sudah keputusannya.
Awal kenal.
Minggu, 11 November 2012
Kira-kira sudah 2 tahunan ka’Choi bekerja di Jakarta. Seperti biasa, di waktu kerjanya senggang ia menyempatkan diri untuk membuka dan menumpahkan segala keluh kesahnya selama bekerja di akun facebooknya. Dalam pencariannya tak sengaja ia melihat sebuah akun facebook seorang gadis berkerudung coklat dengan ekspresi sok sibuk belajar. Gadis itu bernama “Alfiy Fairuuz”. Lalu Iapun tertarik untuk membuka profil dan mencari informasi lebih banyak dari si pemilik akun tersebut. Setelah ia meminta izin pertemanan dan mengambil nomor telfon si pemilik akun Alfiy Fairuuz, ia segera mengirim sms untuk sekedar salam kenal.
Awalnya si pemilik akun Alfiy Fairuuz tak merespons, namun setelah beberapa hari akhirnya perkenalan itu di respon oleh si Alfiy Fairuuz. Percakapan berlangsung sangat menyenangkan. Pada malam harinya ia lanjutkan dengan telfon-telfonan semalam suntuk. Di rasa cukup malam , mereka berdua menyudahi percakapan mereka. Beberapa bulan kemudian hubungan mereka semakin akrab dan akhirnya resmi pacaran. Namun karena jarak yang memisahkan keduanya, mereka tak dapat bertemu di hari resmi mereka pacaran. Tak apa, masih ada hari esok.
Hari demi hari hubungan mereka berjalan dengan baik. Tanpa adanya konflik. Tanpa ada pertemuan. Karena hubungan mereka juga LDR (Long Distance Relationship) dikarenakan ka’Choi yang bekerja jauh di kota orang. Suatu hari, tiba waktu dimana penantian yang di tunggu selama ini tercapai juga. Yah waktu pertama kali mereka saling bertemu dan bertatap muka. Tak lagi hanya berkirim foto dari handphone. Sekarang dapat bertemu secara langsung.
Pertemuan pertama.
Selasa, 29 Januari 2013
Pertemuan yang mendadak itu seperti kado terindah untuk Alfiy, karena jadwal bertemu mereka di perkirakan masih seminggu yang akan datang. Namun target malah sudah datang dan memberikan surprise kepada kekasihya. Siang itu, bertempat di pinggir pasar, mereka memutuskan untuk bertemu disana. Alfiy yang masih memakai seragam putih SMP terlihat begitu manis. Sedang ka’Choi memakai kaos oblong merah di padu jaket hitamnya dan bawahan celana jeans serta sepatu kets menambah kesan santai. Wajahnya tak sedikitpun berubah, hanya saja agak sedikit hitam. Yah itu menurut alfiy, karena selama ini mereka hanya melihat tampang hanya dari berkirim foto. Ka’Choi trsenyum begitu manis ketika bertemu dengan Alfiy. Sampai sekarang wajah itu masih teringat. Wajah yang meneduhkan hati. Menjadikan siapa saja terpesona melihat ketampanannya. Tak terkecuali Alfiy, ia yang baru pertama kali melihat ka’Choi di buat melongo karena ketampanannya. “Waah manis sekali dia, lucu. Baru pertama kali Alfiy melihat lelaki yang memiliki lesung pipit+gingsul di kedua pipi dan giginya. Aneh memang, tapi tampak menarik, pikir Alfiy.
Dengan malu-malu Alfiy menghampiri ka’Choi yang sudah menunggunya di seberang jalan. Mereka berbincang-bincang sedikit sambil bergurau. Terakhir, ka’Choi memberikan sebuah bingkisan lumayan besar kepada Alfiy. Berbungkus merah dengan motif hati. Sangat ringan ketika di jinjing. Kira-kira apa ya ? Akhirnya mereka menyudahi pertemuan singkat mereka dengan saling melempar senyum dan salam perpisahan. Sebentar saja. Tak perlu waktu lama. Toh juga gak enak lama-lama berduaan dengannya. Jadi tambah salting. Hehe :D
Dengan hati yang berbunga-bunga ka’Choi pulang ke rumah. Ia membayangkan pertemuan uniknya dengan gadis kecil yang di cintainya. Entah, ka’Choi merasa ia begitu bahagia melihat gadis itu. Perasaan cinta itu semakin besar dari hari kehari. Baru pertama kali ka’Choi merasakan indahnya cinta. Walaupun ia hanya seorang gadis kecil biasa, namun sudah membuat hati ka’Choi berdetak kencang jika mengingat sosoknya. Wah cinta yang luar biasa.
Sekian lama kedua pasangan sejoli itu menjalin sebuah hubungan, kira-kira sudah setahun lebih. Masalah itu datang. Hal yang membuat kedua pasangan sejoli itu tak seharmonis dulu. Mungkin ka’Choi lah yang masih memendam rasa cinta yang luar biasa, namun Alfiy tidak. Alfiy terpaksa melupakan kisah cinta mereka.Ia tak bisa melanjutkan hubungan mereka bukan karena orang ketiga, namun perihal orang tua Alfiy yang menentang keras hubungan anak puterinya dengan ka’Choi. Ayah Alfiy hanya ingin putri bungsunya fokus terhadap sekolahnya dahulu, tanpa berhubungan dengan lelaki yang di khawatirkan akan berdampak buruk pada konsentrasi belajar Alfiy. Selain itu, karena ka’Choi yang hanya seorang lulusan SMP membuat keraguan di hati ayah Alfiy sehingga tak menginginkan keduanya bersatu. Ayah Alfiy menginginkan putri bungsunya kelak mendapat calon imam yang berpendidikan dan mapan.
Akhirnya, kedua pasangan sejoli itu memutuskan hubungannya yang sangat indah itu dengan berurai air mata. Keduanya belum saling rela untuk melepaskan satu sama lain. Namun bagaimana lagi. Alfiy tak kuasa melawan kehendak orang tuanya.
Hanya kenangan indah yang menjadi saksi bisu kisah cinta mereka.
"Kadang kita bertemu seseorang yang sangat berarti dalam hidup kita hanya untuk menyadari pada akhirnya kita harus melepaskannya"😢
Miss you dear..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar